Selasa, 06 Mei 2014

Laporan Diskusi Kelompok "Relasi Makna"

Laporan Diskusi Kelompok "Relasi Makna" tanggal 30 April 2014

Tugas Semantik
Dosen: Roziah, S.Pd, M.A.

Nama: Yulia Marzuki
NPM: 116211967
Kelas: 6F


Soal Pertanyaan:
1. Apakah sinonim antar dua buah kata yang berbeda selamanya memiliki arti yang sama?
2. Jelaskan letak antonim pada tataran bahasa, seperti tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan tataran kalimat!
3. Mengapa penggunaan istilah oposisi (lebih tepat daripada penggunaan istilah antonimi)?
4. Jelaskan dengan singkat perbedaan oposisi hubungan, oposisi hierarkial, dan oposisi majemuk!
5.  Jelaskan maksud dari konsep hiponimi dan hipermini mudah diterapkan pada kata benda tetapi sukar pada kata kerja dan kata sifat!
6. Jelaskan bagaimana membedakan bentuk-bentuk polisemi dengan homomimi!
7.  Mengapa perbedaan ambiguitas berasal dari gramatikal yang lebih besar?
8. Jelaskan redundansi dalam bentuk kalimat dan bentuk ujaran apa saja yang digunakan!


Jawaban:
1. Menurut saya, setiap antar dua buah kata yang berbeda selamanya memiliki arti yang sama, contohnya: makna kata buruk dan jelek. Dari kata tersebut tidak persis sama, namun maknanya kurang lebih sama, kesamaannya tidak bersifat mutlak, tergantung kepada penuturnya menggunakan kata tersebut.
2.  Letak antonim pada tataran bahasa itu terikat, antonim antar kalimat misalnya: dia sakit dan dia tidak sakit, antonim antar frase misalnya: secara teratur dan secara tak teratur, sedangkan antonim antar kata misalnya: dalam bahasa inggris terdapat kata thankful dan thankless.
3.  Karena istilah oposisi lebih menjelaskan secara detail, dimana istilah oposisi menjelaskan menggunakan poin-poin atau bagian-bagian dari oposisi itu sendiri, sedangkan antonim tidak menjelaskan secara detail.
4. Perbedaannya adalah oposisi hubungan yaitu makna kata yang bersifat saling melengkapi, contohnya: kata menjual beroposisi dengan kata membeli. Oposisi hierarkial yaitu makna kata yang menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan, contohnya: pendek dan panjang, berat dan ringan. Sedangkan oposisi majemuk yaitu oposisi diantara dua buah kata, contohnya: mati-hidup, menjual-membeli,jauh-dekat, dan prajurit opsir.
5. Karena konsep hiponimi dan hipernimi biasanya ditemukan dalam kata benda bukan kata sifat atau kata kerja. Contoh hiperniminya kata bunga, dan hoponiminya yaitu kata anggrek, melati, mawar, kamboja.
6. Perbedaanya ialah bahwa homonimi bukanlah sebuah kata, melainkan kata, melainkan sebuah kata atau kebetulan bentuknya sama. Sebaliknya bentuk-bentuk polisemi adalah sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan karena polisemi adalah sebuah kata maka di dalam kamus didaftarkan sebagai sebuah entri. Perbedaanya satu lagi yaitu makna-makna pada bentuk-bentuk homonimi tidak ada kaitannya sama sekali antara yang satu dengan yang lain.
7.  Karena ambiguitas sering diartikan sebagai kata yaang bermakna ganda.
8. Redudansi sering diartikan sebagai berlebih-lebihan pemakaian unsur segmental dalam suatu bentuk ujara, umpamanya kalimat Bola di tendang si Tulus maknanya tidak akan berubah bila dikatakan Bola di tendang oleh si Tulus. Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua dianggap sebagai sesuatu redudansi yang berlebih-lebihan dan sebenarnya tidak perlu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar