ANALISIS STILISTIKA GURINDAM DUA
BELAS KARYA RAJA ALI HAJI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang dan Masalah
1.1.1
Latar belakang
Karya sastra merupakan karya kreatif
dan imajinatif manusia yang diekspresikan melalui tulisan dengan bahasa-bahasa
yang indah. Menurut Hamidi (2001:7) “ Karya sastra ialah kreatif imaginatirf
yaitu karya yang mempunyai bentuk sedemikian rupa, sehingga unsure-unsur
estetika nya mempunyai bagian yang domain. Nilai estetis sangat dibutuhkan
dalam berbentuk karya sastra yang baik. Sastra yang dibuat oleh pengarang
dengan tingkat kreatif yang tinggi, menghasilkan sebuah karya yang sarat akan
nilai estetika. Oleh karena itu, pengarang akan menghasilkan suatu karya yang
unggul dari segi isi dan bentuknya, sehingga dapat menarik minat pembaca untuk
membaca karya tersebut.
Karya sastra adalah ungkapan
perasaan seseorang yang dapat terinspirasi dari berbagai hal yang dilihat serta
dirasakan oleh pengarang. Menurut Jakob dan Saini (1994:3) “Sastra adalah
ungkapan pribadi maqnusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran yang bahwa karya sastra
merupakan ungkapan pribadi seseorang manusia yang erat kaitannya dengan
fenomena masyarakat yang dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan bahasa
sebagai penyalurnya.
Menurut Mana Sikana (2005:386)
pendekatan stilistika ini membicarakan aspek penggunaan bunyi atau fonologi ,
penggunaan perkataanj, diksi atau leksikal, pembentukan ayat atau struktur
sintaksis, kajian terhadap makna atau semantik, penelitian terhadap unsur-unsur
drama bahasa dramatik, dan melihat gaya bahasa individualisme.
Pada tradisi Melayu, gurindam
digunakan untuk menyampaikan tunjuk ajar dalam kehidupan. Gurindam yang sangat
popular dalam sastra melayu lama adalah gurindam . dua belas yang di karang
oleh Raja Ali Haji. Menurut Hasan Junus
(2002: 170) “Gurindam dua belas selesai ditulis oleh Raja Ali Haji di pulau
Penyengat pada 23 Rajab 1263 Hijjah atau tahun 1846. Ketika itu sang pengarang
berusia kira-kira 38 tahun. “
Dikatakan gurindam dua belas, karena
terdiri dari dua belas pasal. Setiap pasal terdiri dari beberapa bait dan pada
setiap baitnya terdiri dari dua baris. Jumlah bait dalam setiap pasal
berbeda-beda. Jumlah baitnya antara lain lima, enam,tujuh, dan sebelas bait.
Pasal yang terdiri dari pasal satu, lima, dan sebelas. Pasal yang memiliki
jumlah baitnya tujuh yaitu pasal tiga, delapan, dan pasal tujuh, jumlah baitnya
mencapai sebelas bait.
Gurindam dua belas memiliki nilai
serta makna yang dapat dipetik untuk dijadikan sebagai petunjuk dan nasihat
dalam menjalani kehidupan dalam tradisi melayu. Gurindam dua belas berikan
hal-hal yang menyangkut ajaran agama islam, kewajiban orang tua kepada anak dan
sebaliknya kewajiban anak kepada orang tua, sifat-sifat masyarakat, dan
petunjuk-petunjuk yang diridhoi Allah SWT. Oleh sebab itu, gurindam dua belas
ini sangat patut dicontoh dan isinya implikasiukan dalam kehidupan sehari-hari.
Gurindam dua belas menarik untuk
diteliti karena bahasa yang ada dalam gurindam dua belas dalam gurindam dua
belas keunikan terdiri yang bahasa yang digunakan memiliki nilai estetika yang
tinggi. Selain daripada itu, kqarya sastra yang satu ini mampu memikat para
pembacanya dari abad ke 19 hingga saat ini. Hal ini membuktikan bahwa karya sastra
yang satu ini tak lekang dimakan waktu, hingga kini masih saja tetap diminati
para pembaca. Meskipun sudah berabad-abad itu di tulis oleh Raja Ali Haji untuk
masyarakat melayu pada saat itu, namun masyarakat. Gurindam dua belas juga
dijadikan sebagai materi pembelajaran pada mata pembelajaran bahasa Indonesia
kelas XII tingkat sekolah menengah atas.
Gurindam dua belas merupakan puisi
lama yang bersifat didaktik, artinya di dalam gurindam dua belas sarat akan
pelajaran. Ditulis dengan menggunakan pilihan kata yang tepat, dan nasihat yang
disampaikan secara lugas sehingga membuat gurindam dua belas yang ditulis oleh
Raja Ali Haji memiliki gaya bahasa yang tinggi serta sarat akan makna.
Nasihat-nasihat yang disajikan Raja
Ali Haji melalui gurindam dua belas, disajikan dengan melihat fenomena yang ada
pada masyarakat melayu semasa itu. Hal yang menarik sebuah gurindam dua belas
yaitu keindahan yang dapat dilihat aspek makna kata serta gaya bahasa yang
sangat khas oleh karena itu, gurindam dua belas patut dan menarik untuk
diteliti dari aspek ilmu bahasa yaitu statiska.
Judul penelitian ini dalah “Analisis
Statistika Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji”. Penelitian dengan topic ini
sepengetahuan penulis sudah pernah diteliti oleh Roziah tahun 2008 di FKIP UNRI
yang berjudul “Mantra Berladang Padi Masyarakat Desa Bantan Air Kecamatan
Bantan Kabupaten Bengkalis ( Sebuah Kajian Slitistika).” Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Roziah yaitu Mantra Berladang Padi Masyarakat Desa Bantan Air
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, karya akan rima, aliterasi, asonansi, dan
anaphora. Mantra beladang padi ini juga dapat digunakan sebagai bahan
pengajaran bahasa Indonesia. Dibandingkan dengan peneliti Roziah, peneliti yang
akan penulis lakukankan sama-sama berada di ruang lingkup ilmu sastra yang
menelaah stilistika dalam objek penelitiaan. Perbedaannya terletak pada : (1)
objek kajiannya adalah Mantra Beladang Padi Masyarakat Bengkalis, sedangkan
objek kajian penulis adalah gurindam dua belas karya Raja Ali Haji, (2) Roziah
menganalisis tentang bunyi meliputi rima, sedangkan penulis meneliti gaya
bahasa (3) Roziah melengkapinya penelitiannya tentang implikasi terhadap
pengajaran bahasa dan sastra Indonesia, sedang penulis melengkapi penelitian
dengan kajian pada makna kata. Selai itu juga, peneliti stilistika pernah
diteliti oleh Nolinca pada tahun 2010 di FKIP UIR dengan judul “Analisis
Stilistika Dalam Novel Lawa Karya Saidul Tombang”. Hasil penelitian Nolinca
yaitu struktur kalimat yang terdapat dalam novel Lawa Karya Saidul Tombang yang
mengikuti pola tata bahasa baku. Dibandingkan dengan peneliti Nolinca, peneliti
yang akan penulis lakukan sama-sama beradadi ruang lingkup sastra, yaitu
mengkaji gaya bahasa, sedangkan perbedaan terdapat pada (objek penelitian yang
penulis teliti yaitu Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji, sedangka objek
penelitian objek Nolinca yaitu novel Lawa karya Saidul Tombang (2) fokus peneliti ini pada aspek penelitian kalimat,
sedangkan focus penelitian yang penulis teliti yaitu pasa aspek makna kata dan
gaya bahasa. Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lanjut, terutama
dari segi penggunaan teori sastra yaitu stilistika.
Penelitian yang dilaksanakan ini
diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
Manfaat secara teoretis, penelitian ini dapat memberikan penambahan pemahaman
kita terhadap karya sastra yang ada di Indonesia dan juga sebagai perbandingan
bagi peneliti yang lain yang membahas masalah yang sama. Secara praktiasnya
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam memperluas ilmu
pengetahuan terhadap pembelajaran sastra-satra di sekolah khususnya para guru
dan para siswa, serta dapat memperluas pengetahuan dalam masalah stilistika.
1.1.2.
Masalah
Berdasarkan uraian-uraian yang telah
dikemukan dalam latar belakang di atas maka permasalahan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Makna
apa sajakah yang terdapat dalam gurindam dua belas karya Raja Ali Haji? Dan
gaya bahasa apa sajakah yang terdapat di dalam gurindam dua belas.
1.2.
Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menelaah gurindam
dua belas karya Raja Ali Haji dari perspektif stilistika.
1.3.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
yaitu penulis lakukan untuk mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan
penelitian ini. Kegiatan ini penulis lakukan untuk mengkaji unsur stilistika
yang terdapat gurindam dua belas karya Raja Ali Haji.
2. Teknik
hermeneutik yaitu teknik baca, catat dan simpulkan yang berhubungan dengan
makna kata dan gaya bahasa dalam gurindam
dua belas karya Raja Ali Haji. Teknik baca yaitu membaca keseluruhan gurindam
dua belas karya Raja Ali. Teknik catat yaitu teknik mencatat makna.
1.3.2. Teknik Analisia
Data
Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis atau mengolah
data yang terkumpul dari data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Data
yang sudah ada, dikelompokkan, diolah, dan disajikan dengan urutan-urutan
masalah penelitian.
2. Analisis
teks yaitu penulis menelaah dan membahas setiap kata dalam gurindam dua belas
dalam stilistika.
3. Setelah
data diolah dan dikelomopokkan sesuai dengan urutan masalah penelitian
selanjutnya data tersebut disajikan bersama analisis dan interprestasinya dalam
bab dan sub bab tertentu.
1.4.Kesimpulan
Berdasarkan analisis datayang penuis paparkan pada bab-bab
sebelumnya,penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari Gurindam dua belas
karaya Raja Ali Haji. Kesimpulan yang dapat dari ilmu stilistika ada dua yaitu
makna kata dan gaya bahasa.
Makna kata yang terdapat dalam Gurindam dua belas karaya Raja
Ali Haji. Ini mengandung makna denotative dan konotatif.
Selanjutnya gaya bahasa yang digunakan dalam Gurindam dua belas
karaya Raja Ali Haji ini sangat menarik dan bervariasi sehingga menimbulkan
gaya tarik dari cirri khas dari Gurindam dua belas karaya Raja Ali Haji antara
lain gaya bahasa aliterasi, asonasi, eufemismus, anastrof, metonomia,
hiperbola, simile, paradoks, dan
sarkasme
Menurut penulis ilmu stilistika yang digunakan dalam Gurindam
dua belas karaya Raja Ali Haji, sudah cukup mengikuti aturan yang sudah
dijelaskan pada teori, hal tersebut tampak pada setiap kata yang digunakan
memiliki kandungan makna denotatif dan konotatif. Hanya yang sebagian yang
memiliki kandungan makna konotatif dan sebaliknya memiliki makna denotatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar